Kamis, September 19

Kangen Mandiin Rosa



Mamalia besar ini baru saja melahirkan seorang bayi betina bernama Rosa atau Sarah 18 September 2012 lalu. Berbondong-bondong para wartawan dan fotografer datang untuk meliput bayi comel ini. Setelah aksi publikasi tersebut, ramai wisatawan melihat keunikan alam dan potensi wisata tracking gajah.

Camp gajah milik Conservation Respons Unit (CRU) ini menjadi tempat destinasi wisata tracking gajah menjadi ramai. Wisatawan akan berjalan-jalan menyusuri hutan dan sungai dengan menggunakan tiga ekor gajah. Yang dapat membawa 6 orang. Gajah ini dilengkapi pelana untuk dua orang yang dipandu oleh pawang disebut Mahot (Pawang).

Wisatawan yang biasanya datang dari Kota Banda Aceh akan menghabiskan waktu setidaknya dua hari untuk berlibur ke CRU yang terletak di desa Sarah Deu, Kecamatan Ligan. Kabupaten Aceh Jaya.

Selain tracking, wisatawan akan ikut memandikan gajah, hewan yang suka air tersebut. Saat pagi dan sore hari keenam gajah milik BKSDA ini,dimandikan di sungai tepat dibelakang Camp CRU.
Wisata gajah tersebut dapat menjadi wisata pendidikan bagi siswa sekolah untuk lebih mengenal hewan mamalia tersebut. Melihat tingkah gajah yang melakukan latihan dan bermain air besama gajah-gajah disini.

Jika memiliki waktu luang, wisatawan akan diajak mengunjungi air terjun yang berjarak kira-kira 1 kilometer dari camp dengan cara tracking pula. Anda akan merasakan sejuknya tinggal di perbatasan hutan sambil menikmati kicauan burung yang menjadi habitat di sekitar cam gajah ini.
Saat malam, wisatawan akan menikmati suasana sunyi dan nyaman di perbatasan antara desa dan hutan lindung. Mereka akan disuguhkan dengan ikan hasil tangkapan masyarakat setempat. Keurling, Ikan khas daerah tersebut menjadi menu khas yang dimasak menjadi asam keueng.

Setahun lebih dua hari setelah Rosa lahir. Kini camp CRU tidak lagi beroperasi bersama gajah. Hanya Ranger, sebagai pawing hutan yang tinggal di sana. Akibat kematian seekor gajah liar solitare akibat diracun warga. Ranger dan warga berkonflik. Seperti pemberitaan media, gajah jantan liar tesebut mati akibat diracun. Gajah ini adalah ayah dari Rosa, gajah kecil. Ia sering turun ke camp CRU dan kebun warga. Terakhir gajah ini merusak perkebunan sawit yang berada diatas camp tersebut. Namun bukan itu yang menyebabkan gajah ini diracun. Gading gajah ini telah mengakibatkan konflik antara yang manusia yang menyebabkan camp CRU kini ak ada lagi. Masyarakat setempat lebih membela oknum yang membunuh dan menjual gading. Sehingga mereka memusuhi Ranger dan penghuni CRU.

Tak ada lagi wisatawan yang datang mermain dengan gajah, tak ada lagi edukasi untuk anak sekolah tentang gaah di sana. Warga setempat meresa benar dengan tingkahlakunya dengan membunuh hewan yang hampir punah ini, dengan kedok sepempitan ekonomi.

Komunitas pun sibuk mencari dukungan untuk mengecam perbuatan warga, hingga melapor ke presiden melalui social media. Namun tidak ada kelanjutan untuk criminal yang dilakukan warga, tersiar gosip dari mulut warga yang lain aparat ada main dalam penjualan gading tersebut. Akhirnya mereka mengumpulkan dana untuk gajah yang kini berada di PLG Sare, Aceh Besar.



0 komentar:

Posting Komentar