Rabu, Juli 2

Cerita Ade Groeng-groeng Kak Maulidar

Berbentuk bulat, berwarna kuning dan ditaburin potongan daun pandan. Bau gosong dari adonan telur membat kita segera membeli jajanan ini. Ade adalah penganan yang mulai menggeliat lagi namanya di pasar tradisional Groeng-groeng, Kabupaten Pidie, Aceh. Berbeda dengan ade Merdu di Pidie Jaya yang memiliki tekstur padat. Ade Groeng-groeng lebih lembut seperti makan asoekaya atau srikaya saja. 

Hanya bermodal Rp 30 ribu saja, kak Maulidar (29) dibantu sang suami dapat menghasilkan 15 pc ade. Memanfaatkan tapeeh atau kulit sabut kelapa sebagai bahan bakar murah dan mudah. 

Sehingga kak Maulidar dapat membawa pulang Rp 105 ribu sehari dari penjualan 15 pc tadi. Cukup buat tabungannya membangun rumah bersama suami. 
Groeng-groeng adalah pusat jajanan ketika sore, yang dinanti langanan setia. Mulai dari mie caluek, ade Groeng-groeng hingga timphan. Pasar ini melestarikan kembali kue tradisional Aceh yang mulai dilupakan. 

Kak maulidar sebenarnya meneruskan usaha ibunya yang dari kecil sudah jualan dengan harga Rp 3 ribu. Ini usaha turun temurun dari nenek hingga wawak ya. Mereka semua sudah pensiun. Tinggal ia penerus keluarga yang berjualan kue tradisional tersebut. 

Baru 10 tahun ia jualan, kini kak maulidar sudah pindah ke rumah sendiri yang awalnya tinggal bersama ibu. Sama dengan usia anaknya, usaha ini ia rintis dari nol. Ia dan suami sejak subuh bergelut dengan tebal ya asap tapeeh yang kadang sedikit basah. 

Kini hanya tiga orang tersisa yang berjualan ade dan penganan lainnya di pasar Groeng-groeng. Omset rata-rata diperoleh ibu-ibu ini Rp 600 ribu. Setelah belanja modal kue untuk besok dan belanja kebutuhan rumah, kak Maulidar dapat menabung uang bersih anatar Rp 150 hingga 200 ribu perhari. 

Jangan coba-coba membawa ade ini dalam waktu yang lama untuk dijadikan oleh-oleh. Ade harus dimakan hari itu juga, paling tidak hingga malam hari. Karena kak Maulidar tidak menggunakan pengawet agar kue tak cepat basi. Meski demikian, ade buatannya selalu diserbu dan cepat habis. Tidak hanya ade yang kenjadi kue incaran, kue tradisional lain seperti Timphan Bernee, Timphan Boh bi, Lughoek, Payeh Ruboeh dan kue Gleung. Semuanya disusun dalam satu tabsi klasik membuat kue-kue ini sangat memikat pembeli. 

Berikut resep Ade Groeng-groeng yang dishare sama kak Maulidar :
Untuk mendapatkan 15 pc Ade,
1. 1 kg tepung 
2. Telur 2 biji
3. Santan 3 kelapa 
4. Gula kurang dari sekilo




Jumat, Mei 9

Matinya Adat di Lumbung Padi

Meukring uroe tanda musem khueng. Meukuroeng buleun tanda ie raya. 
Keunoeng siblah tabu beu jareung, Keunoeng siekureung tabu beurata
Keunoeng tujoh jiet cit mantoeng, Keunong limong ulat dum seuba
***

Musim tanam kali ini, petani di Kemukiman Lamlhom, Kabupaten Aceh Besar membuat inovasi baru untuk menghindari padi dari hama pipit, 27 Januari 2014. Jaring terlihat menyelimuti permukaan sawah yang memakan biaya besar agar hasil panen maksimal. Musim tanam yang lalu, warga hanya membuat pengusiran menggunakan kantong plastik yang nyentrik yang diikat melintang dari ujung sawah. Bebunyian juga dirakit dari kaleng utuk mengahalau pipit.

Namun petani tidak mengeluh harus mengeluarkan biaya antara Rp1 juta hingga Rp3 juta untuk membeli jaring. Mereka berharap keuntungan akan didapat pada penen selanjutnya. Biarlah tahun ini mereka menutupi pembelian jaring tersebut. 

Aceh dengan adat yang kaya serasa mati dan sekarat. Dulu masyarakat percaya dengan metode kalender yang bergantung pada kondisi alam yang stabil. Kalender ini disebut Keuneunoeng.
 Dapat dihitung kesesuainnya kapan akan tanam dan kapan akan panen. Nantinya akan disesuaikan dengan iklim dan alam sekitar. Termasuk didalamnya kapan pipit mengeram yang nantina mjadi wKtu yang tepat untuk musim panen. 

Tidak hanya kalender, warga juga memiliki seseorang yang dipilih untuk menjadi keujruen blang. Tetua ini akan memimpin kebijakan dan aturan untuk sawah dan petani. Namun hanya posisi keujruen blang ini tidak dimiliki semua areal persawahan. 

Dari segi geografis, Kabupaten lain seperti pesisir timur tidak perlu ada pengusiran pipit. Karena hama yang menyerang hasil panen akan berbeda atau pun tidak ada hama sama sekali. 
Dari segi home range pipit, hewan ini menghuni pohon kelapa. Oleh sebab itu kawasan persawahan di desa ,,, tadi memang dikelilingi oleh pohon kelapa. 

Seharusnya kita peka terhadap lingkungan sekitar dan ada mahasiswa yang melakukan penelitian di desa tersebut. Seharusnya para ahli pertanian melihat perubahan yang terjadi pada desa tersebut. Melihat permasalahan ini meresahkan warga. 

Media massa harusnya mempublikasikan setiap perkembangan dan perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan kita. Agar para pakar melakukan tindakan agar dapat menyelesaikan permasalahan. 
Berikut dasar-dasar perhitungan keuneunong, yaitu rumus dasar perhitungan adalah angka 25 sedangkan perkaliannya adalah angka 2.

Contoh:
1. Bulan January dihitung bulan 1 dikali 2 = 2
25 dikurang 2 = 23 Jadi, bulan January kena (keunoeng) ………………………………….. 23
2. Bulan February dihitung bulan 2 dikali 2 = 4, 25 dikurang 4 = 21
Jadi, bulan February kena (keunoeng) …………………………………. 21
3. Bulan Maret dihitung bulan 3 dikali 2 = 6
25 dikurang 6 = 19
Jadi, bulan Maret kena (keunoeng) ……………………………………. 19
4. Bulan April dihitung bulan 4 dikali 2 = 8
25 dikurang 8 = 17
Jadi, bulan April kena (keunoeng) …………………………………….. 17
5. Bulan Mei dihitung bulan 5 dikali 2 = 10
25 dikurang 10 = 15 Jadi, bulan Mei kena (keunoeng) ……………………………………… 15
6. Bulan Juni dihitung bulan 6 dikali 2 = 12
25 dikurang 12 = 13
Jadi, bulan Juni kena (keunoeng) ……………………………………… 13
7. Bulan Juli dihitung bulan 7 dikali 2 = 14
25 dikurang 14 = 11 Jadi, bulan Juli kena (keunoeng) ……………………………………… 118.
Bulan Agustus dihitung bulan 8 dikali 2 = 16
25 dikurang 16 = 9 Jadi, bulan Agustus kena (keunoeng) ………………………………….. 9
9. Bulan September dihitung bulan 9 dikali 2 = 18
25 dikurang 18 = 7 Jadi, bulan September kena (keunoeng) ……………………………….. 7
10. Bulan Oktober dihitung bulan 10 dikali 2 = 20
25 dikurang 20 = 5 Jadi, bulan Oktober kena (keunoeng) ………………………………….. 5
11. Bulan November dihitung bulan 11 dikali 2 = 22
25 dikurang 22 = 3 Jadi, bulan November kena (keunoeng) ……………………………….. 3
12. Bulan Desember dihitung bulan 12 dikali 2 = 24
25 dikurang 24 = 1 Jadi, bulan Desember kena (keunoeng) …………………………………1


Dari berbagai sumber

Selasa, April 29

Aksimoron Kepentingan Pejabat


Pernah perhatian sama koran senin pagi ? headline tentang penggerebekan hotel yang dilakukan bunda. Sebelah dalam, pemberitaan tentang niatan pemerintah Aceh tentang wisata. Kontras. Memang.

Provinsi kami lucu memang. Aksimoro memang kerap tertulis dalam setiap lembar media massa. Sesuai dengan fungsinya, media menjadi corong tempat penyebaran informasi. Ada yang baik atau yang buruk. Fungsi lain media adalah pencitraan. Seorang pejabat dianggap oleh media, berhasil jika dia melakukan penggerebekan langsung. Saya bilang, ini pencitraan. Atau bunda tidak lagi percaya sama WH dan Satpol PP. Secara struktur organisasi, ini bukanlah tugas dari seorang pemimpin. Secara keorganisasian ini salah.
Headline ini merupakan berita yang paling banyak dibaca dan diinginkan oleh pembaca koran. Isi dalam berita biasa. Jadi framing yang disediakan koran ini menggiring saya berpikir, bahwa Banda Aceh lebih mementingkan pemberantasan maksiat. Bagaimana dengan kenyamana wisatawan yang berada di hotel yang sedang digerebek oleh bunda and the genk. Bagaimana kita sebagai warga menyikapi ini? 

Mengapa hotel yang menjadi sasaran dan dicurigai untuk memberantas maksiat. Apakah tidak ada cara lain?
Bagaimana kami, sebagai warga mendukung pariwisata di Aceh, jika berita gerebek hotel di hadirkan pada headline sebuah koran lokal. Kami sebagai penulis, khususnya saya, baru kali ini berpartisipasi ikut serta mempromosikan pariwisata Aceh lewat lomba blogger. Tetapi kenyataannya bunda melakukan hal yang membuat saya menyesal untuk berpartisipasi.

Biasanya saya menulis berita wisata hanya jika dibayar. Membaca koran senin pagi membuat saya bengong  dan miris. Apa guna saya promosi, apa guna saya ikut lomba menulis wisata ? jangan-jangan  lomba ini hanya program menghabiskan APBD. Beberapa orang dilatih cara menulis blog, lalu ada lomba. Kita liat saja nanti, sudut pandang tulisan yang dimenangkan.

Saya ragu, tulisan yang menang yang dapat membuka pikiran orang banyak dalam mempromosikan tempat wisata. Biasanya yang ikut lomba hanya menampilkan yang indah-indah, mencoba menjilat pantat panitia. Mana tau dia bisa menang, biasanya seperti itu. Saya miris.  
**
Oxymoron atau yang dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai Oksimoron adalah suatu majas yang menempatkan dua antonim dalam sebuah hubungan sintaksis. Oksimoron dapat berfungsi untuk meluaskan makna atau cakupan semisal tua muda, yang mana merujuk tidak hanya pada kaum tua tetapi juga pada kaum muda dan menjadikannya sebagai suatu kesatuan.
Berikut merupakan beberapa contoh lain dari oksimoron :
Keramah-tamahan yang bengis, perang saudara, Untuk menjadi manis seseorang harus menjadi kasar,
Dengan membisu seribu kala, mereka sebenarnya berteriak-teriak dala

Selasa, April 22

Geliat Pecinta Burung di Banda Aceh

Sea & Shore Bird at Lampulo, Banda Aceh | www.rinaldiad.com


Ngeten burung alias bird watching adalah hobi baru dikalangan fotografer yang menyukai wildlife. Komunitas inilah yang berjasa mendata burung di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Fotografer merupakan penggiat alam bebas ini akan berkamuflase ke poin kawasan permainan burung pada bulan April hingga Agustus. Musim peralihan ini, Aceh akan kedatangan burung migrasi yang menambah keanearagaman satwa.
Aceh Wildlife Photographer atau AWP adalah nama komunitas ini, yang kebanyakankan memotret burung dari pada satwa liar lainnya. Lewat sosial media, fotografer ini memperkenalkan burung hasil jepretan mereka. Mereka tidak hanya menikmati hasil foto, mereka juga mempelajari suara burung untuk mengetahui spesies dan perilaku. 
Tibang dan Syiah Kuala merupakan kawasan tempat burung berkumpul khususnya burung migrasi. Di sinilah para fotografer berkamuflase saat musim peralihan. Bulan April hingga Agustus biasanya, Banda Aceh akan kedatangan burung migrasi. Bulan ini adalah musim peralihan, antara musim hujan dan kemarau burung-burung berdatangan dan tinggal di kawasan pesisir.
Diantaranya terdapat Kuntul, king fisher, kokokan laut adalah jenis burung yang sering beterbangan di hutan kota Banda Aceh. Sementara luar Banda Aceh, dimana pasukan AWP memotret burung endemik Sumatera.
Bukan hanya AWP, Cicem Nanggroe sudah eksis sejak 2008 pengamatan biodiversiti untuk mendokumentasikan keragaman burung yang ada di Aceh. LSM ini awalnya juga kumpulan penyuka burung yang kemudian serius mengumpulkan data burung Aceh.
Selama ini Cicem Nanggroe hanya melakukan survey untuk data per lima tahun. Tugas LSM ini melakukan penelitian, publikasi dan kampanye. Meskipun begitu, masih sedikit pengamat burung di Aceh, karena setiap lima tahun semua data harus di-resecrh ulang untuk mengetahui penambahan dan pengurangan spesies burung di Aceh.
Hutan menjadi indikator bahwa keberlangsungan spesies burung tertentu seperti  Rangkong. Jenis ini akan berkembang biak dalam pohon besar yang dilubangi. Ketika pohon besar tidak ada, spesies ini terancam punah. Status hutan di Banda Aceh dapat dilihat dari struktur vegetasi yang tidak beragam pohon akan penyebab sedikitnya jenis spesies burung. Meskipun burung sangat berkontribusi dalam penyebaran benih pohon, burung juga butuh hutan untuk berkembang biak. Meskipun tugas utama burung membawa benih tumbuhan untuk penyebaran pohon, ia juga butuh pohon. 

“Burung ini, melakukan migrasi dari luar Aceh yang diprediksikan oleh pengaruh angin, bukan faktor pohonnya saja,“ kata Agus Murja, pendiri Cicem Nanggroe.
Ia bersama beberapa pecinta burung lainnya, mengkampanyekan keberlangsungan burung di Aceh. 

Sejak dulu, masyarakat Aceh mengenalkan burung kepada generasi dalam hikayat. Seni bertutur ini hanya melestarikan nama dan perilaku burung, tapi generasi sekarang tidak lagi mengenal burung ini. Hanya penduduk yang berkegiatan di dalam hutan yang masih mendengar keindahan suara burung Cem Pala Kuneng, yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh. Namun hanya tinggal nama, tidak ada orang yang tau bagaimana keindahan suara dan cantiknya bulu si Pala Kuneng sebenarnya.
Padahal, menurut Agus, burung ini disebut burung Sunda, yang pertama ditemukan peneliti di Sunda. Cem Pala Kuneng masih satu genus dengan Murai Batu, Trichixos Pyirropygus. Padahal orang Aceh menganggap burung mungil ini endemik. 
Seiring waktu, hutan telah dieksplorasi lebih dalam, burung endemik dan langka semakin jauh dari kehidupan manusia.
Meskipun pemerintah berusaha membuat kota Banda Aceh menjadi kota terbuka hijau, namun spesies burung belum begitu banyak bertambah. Keragaman jenis hutan berpengaruh untuk didatangi burung-burung, tapi belum ada publikasi jenis burung untuk warga dalam rangka kampanye dan penyebaran informasi keaneragaman burung. 
Pemerintah kota pernah memaparkan ada 100 spesies burung di Banda Aceh saat ini. Info tersebut  dikatakan oleh Wakil Walikota Iliza Saaddudin dalam sebuah acara lingkungan. Hanya seremoni, tidak ada program lanjutan untuk pelestarian pohon dan burung. Kota Banda Aceh berusaha mempertahankan penghargaan kota hijau lewat hutan kotanya. Tahun 2013, Banda Aceh terpilih sebagai kota terbaik III Se-Indonesia, setelah Pekalongan dan Balikpapan. Banda Aceh juga meraih penghargaan kota dengan kualitas udara terbaik dari Kementerian Lingkungan Hidup dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Data Cicem Nanggroe lima tahun terakhir mendata bahwa Banda Aceh memiliki 40 spesies lebih. Dominan jenis kuntul pantai dan Meurebah Cerucuk yang hinggap di semak-semak. Data ini sangat kontras dengan informasi yang dilakukan pemerintah. 
Namun para pengamat burung yang berdomisili di Aceh, khusunya Banda Aceh tidak tinggal diam. Dengan sekedar hobi, mereka telah mendokumentasikan dan melestarikan keberadaan burung dengan cara masing-masing.
Aceh birder misalnya, sebuah ekotur sejenis wisata lingkungan yang mengajak pecinta burung untuk melakukan wisata alam. Tahun ini Aceh Birder mengajak wisatawan mengunjungi spot di Gayo Hiland. Dengan mengeluarkan biaya 400 dolar selama tiga hari untuk wisatawan asing khususnya. 
Dengan Tema Holistik Sumatera, biasanya tamu dibatasi hanya lima orang agar tidak menganggu kenyamanan burung saat pengamatan. Wisatawan yang dipandu  Aceh Birder adalah warga asing yang ingin mencoba wisata petualang dan ilmu sains. Belum ada wisatawan lokal atau Indonesia yang meminta wisata ini. Mereka mengakui promosi masih sangat kurang dengan hanya mengandalkan sosial media. Biasanya yang menjadi langganan menggunakan jasa guide adalah para peneliti dan ahli burung yang datang dari manca negara.
“Penggila burung dipanggil twitcher ini yang mau datang jauh-jauh untuk pengamatan burung. Pengamat ini
terobsesi untuk melihat semua jenis burung di dunia,” ujar Agus.
Blue-throated Bee-eater
Menurut Agus, masalah terkendalanya publikasi selama ini karena burung hanya menjadi target ilmiah. Para peneliti tidak berkeinginan untuk melakukan publikasi kepada masyarakat. “Tugas peneliti bukan publikasi,” ungkap Agus.
“Terkadang ada baiknya tidak dieksplor ketika sesuatu indah dan baik, maka manusia akan mengeksplor dan menjadikan burung target,” jelas Agus. Keindahan  burung yang ada di Indonesia menjadi sasaran penikmat burung. Komunitas Love Bird berusaha memiliki dan menyangkarkan burung dengan menikmati suara dan tingkah laku si burung di rumah mereka.
Burung dalam sangkar ini kebanyakan menjadi jagoan dalam pameran dan lomba kicau burung. Kegiatan ini sendiri disponsori oleh pemerintah. Ekplorasi ini biasanya mendapat dukungan penuh dari oleh Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh. Tahun lalu 350 burung bertanding untuk mengambil sederetan piala yang sudah menunggu pemilik burungnya.  Dalam acara tersebut, kepada dinas menyebutkan ajang ini sebagai sarana silaturahmi antara kicau mania. Yang bertujuan untuk melestarikan burung akibat banyak sekali perburuan liar kepada burung.
Komunitas tidak menyadari kegiatan dan hobi inilah yang melakukan perburuan burung. Belum lagi mengkandangkan burung membuat perubahan perilaku seekor burung. Yang sangat mempengaruhi berdasarkan pakan buatan yang diberikan.
“Makanan tidak alamiah akan mengakibatkan perubahan perilaku kepada burung. Belum lagi burung tersebut menjadi pasif karena terus menerus berada di dalam sangkar,” ujar Agus,  alumni kedokteran hewan Universitas Syiah Kuala ini.

Video Camouflage
Birding Photo at Lamteh manggrove, Banda Aceh, Aceh
https://www.facebook.com/photo.php?v=1728131009842&set=vb.1435445382&type=3&theater

Jumat, Februari 28

Insomnia cinta Slank

Setelah aku menghentikan rasa
dari mimpi berulang lagi. Kamu ada dalam pelukan di atas kasur merah mu yang kuinginkan. Aku bermimpi saat demam di kamarmu. Saat pacarku sedang jauh. 

Aku berusaha melupakan pesonamu. 
Meski masih ada foto perutmu di dinding hatiku. Setelah aku berusaha menolak rasa rinduku padamu dihadapan dia. Dihadapanmu. Rindu untuk memeluk mu yang tak pernah kulakukan saat mataku terjaga. Saat aku rindu kau menyentuh rambutku saat kau ingin. Rindu saat kau menasehatiku sambil menyentuh bahu. 

Rindu orang dewasa sederhana dan seru. Saat kau rindu. Kau tau aku insomnia. Lalu kau mengisi dengan bahasan serius saat siang enggan diceritakan. Kau tau saat kapan aku rindu. Aku jaga. 
Lalu aku lelap. Kau tau kapankau akan masuk dalam tidur dan jagaku. 

Saat pacarku rindu. Dia membuat aku insomnia. Lalu pergi. Saat aku mencoba tidur. Ingin aku memimpikan pacarku. 

Tetapi yang aku rindu hanya kamu. Dia menciptakan. Kau yang ada. 
Cintaku bagai insomnia saja. Menyiksaku. Datang saat tak tepat. Seperti rinduku padamu. Seperti rindunya padaku. Tubuhku tak dapat kukendalikan. Untuk mencintainya dan melupakanmu lalu kurindukan. 

Aku memiliki selimut tetapi saat terjaga ia berfungsi sebagai guling. Apakah aku harus memiliki guling. Tidak ... Aku butuh penghangat. Aku ingin dipeluk senyawa dengan selimut. Guling membuatku dingin dan kebas. Kau ibarat guling. Pacarku selimut. Berbeda. 

Dia membuat insomnia. Kau obatnya. 
Apa itu cinta ? Cinta memperparah insomniaku. 

Kata slank. Cinta itu chemistry. Aku memilih selimut. 
Cinta itu imajinasi. Aku tak ingin memilih guling. 

Cintai itu puisi. Itu kau
Cinta itu lagu. Itu dia
Cinta itu toleransi. Itu dia
Cinta itu bukan kamu

Kata slank 
Cinta itu Jiwa dan cinta itu ada. Bukan kau. Tetapi dia yang membuat imsomnia untukku. Lalu aku rindu kamu. 

Wahai pacarku, salahkah aku masih merindukan dia saat kau merindukanku? Mau jadi apa cinta ini. 

Kamis, Februari 20

Inul Janda Tista

Bedak sedikit tebal, dipadu gincu dengan warna berlebihan. Ia meminta sedikit sedekah. Katanya buat anak di rumah. Baju kemeja yang sangat ketat. Demikian rok bahan katun bunga-bunga, membungkus pantatnya yang semok. Rambutnya pirang, munkin karena kehilangan pigmen. Gumpalan rambut itu sedikit keluar dari bungkusan jelbab yang diikat ujungnya ke belakang. Aut-autan. 

Ia mengaku datang dari kota sebelah. Tak mengenakan sendal. Tumitnya pecah-pecah. 

Meminta tas kresek kepadaku.
Ada yang unik dari bawaannya. Sebuah tas slempang, lebih mirip tas pinggang. Tergantung foto dirinya dalam plastik seukuran foto juga. Dilekatkan dengan peniti. Foto studio jaman 90-an, fullbody. Cantik sekali. Gayanya di dalam foto itu memang up to date pada jaman ya. 
"Soe nan kak ? (Siapa nama kak?)," tanyaku. 

Ia tersenyum dan buru-buru menunjukkan kalung rantai putih yang tergantung sebuah plat besi tertulis. "Inul Janda Tista" yang terukir di sana. 
Ia membalikkan badan meninggalkanku. Sambil berkata "lon Inul (saya Inul)," mungkin karena pantatnya yang bohai, ia mendapat julukan Itu. Sempat memang aku ngakak saat melafadkan nama penuhnya. Tapi ia tak sepenuhnya waras.
 
Ia menyebrang jalan ke arah menasah desa yang sedang gegap gempita membagikan nasi maulid. Beberapa saat ia kembal dan merepet. Bahwa tidak ada yang memberinya nasi sekulah pun. Tega mereka. 

Lalu Inul pergi dariku. Melewati seorang bapak. Inul menegur akrap, sambil mengelus bahu si bapak. Tersenyum sembari melangkah pergi. 

Itu kejadian tadi siang. Sore ini aku masih berada di pinggir jalan. Ada dua orang laki-laki juga yang sedang menunggu teman. Serang wanita melintasi kami. Mengenakan piama katun, bergambar boneka. Mengigit jari tangan sambil menggoda kedua lelaki tadi dengan pandangan. 

Lalu, seorang dari mereka mencoba tersenyum padanya. Wanita ini spontan malu dan berlari sambil meremas bajunya. Lalu agak jauh ia berhenti di sudut pagar. Sedikit mengintip dan mengigit jari lagi. Kata ibu, itu wanita desa tetangga. Kurang waras juga. Ditinggal suami juga. Subhanallah. 

Rabu, Januari 29

Write me song

http://www.youtube.com/watch?v=aBKcKQHZXks

I will come away with you in a nite
I will come with you on a bus
And i want walk with you on cloudy day
Feel the yellow grass grow knew hight

Come away with me and kiss you on mountaint top
Come away with me and i never stop loving you

And i want wake up in with rain with on tin roof
When i save in your arm
And i will kiss for you
Never stop loving you
Write a song to me

Minggu, Januari 12

Kapan Kita Benar-benar Jatuh Cinta ?

Temanku mengaku ia baru saja jatuh cinta pada seorang wanita. Padahal dia baru saja kawin sama pujaan hatinya dua bulan lalu. Kami berteman, tepatnya dia soulmateku. Dia juga mengaku telah lama sayang padaku dan selalu mengatakan i love but i can't. 
Dalam hidupnya, dia mengaku hanya ada dua perempuan yang dia rindu. Aku dan istrinya. 

Sialnya, ia merasa benar-benar jatuh cinta bukan kepada kami namun ada PIL yang membuat dia merasa meleleh saat bertemu. 

Begitu kisah pertemuannya.
Malam itu tanggal 31 Desember 2013, masih pukul 21.00 wib. Ia bersama teman kantor akan menghabiskan malam dengan BBQ. Ditugaskanlah dia untuk membeli arang di pasar. Ada satu kedai yang masih buka kalau malam tahun baru, ujar temannya. 

Pergah dia sendiri untuk membeli arang di sekitaran pasar pagi. Padahal sudah malam. Kedai yang dimaksud tutup. Namun Ia dibekali nomor HP milik yang punya kedai arang. Setelah menelpon, datanglah pemilik suara dari seberang tadi. 

Seorang perempuan semampai menghentikan motor di depannya. Ia membonceng remaja lelaki yang membawa dua goni arang. Si perempuan membuka pintu dengan kesusahan dan mengerHkan sekuat tenaga. Remaja lelaki tadi berusaha menolong, tapi hanya perempuan tadi yang sudah terbiasa buka tutup pintu. Lalu ia mengambil sisa arang pesanan dari dalam kedai. 

"Nggak cukup arangnya. Ayo kita ke rumah aja," kata si perempuan. Temanku mengikuti motor mereka melaju dalam lorong sempit di seberang kedai. 

Sampai di rumah, ada ibunya, adik perempuan dan seorang adik kecil yang sedang mamanggang jagung. Sesekali mereka berebut meniup terompet yang dipegang adik kecilnya. Transaksi selesai empat goni siap di bawa ke markas para lelaki. 

"Jadi cewek semampai itu yang jualan arang ?," tanya temanku pada lelaki yang sudah terbiasa belanja di sana. Ternyata mereka ditinggal ayah yang kawin lari dengan seorang perawan. Perempuan semampai sebagai anak bungsu menjadi tulang punggung keluarga. Membiayai segala kebutuhan dan keperluan sekolah ketiga adiknya. Perempuan ini baru saja menutup kedai, sedang pesta jagung bakar bersama keluarga. Mungkin mandipun tak sempat. 

Kurasa pada jam yang sama perempuan lain sedang menempelkan bedak dimuka. Menunggu jemputan acara keluyuran menyambut tahun baru. Temanku terpana dan terbengong memikirkan perempuan semampai dengan senyum di wajahnya yang berminyak. Ia sedang lemas merasa meleleh mengingat perbedaan perempuan ini dengan perempuan kebanyakan. 

"Kalau perempuan cantik, pintar, modis dan menarik sudah banyak seperti itu, mereka pandai membuat diri bahagia. Tetapi perempuan ini berbeda. Ia hidup untuk membahagiakan orang lain, bukan dirinya sendiri," ujar temanku terpaku di depan tungku. 

Sabtu, Januari 4

Sahabat saya lagi jauh

Saya selalu merindukan kegiatan sosial bersamanya. Dia sedang mengadu nasib di ibukota Jakarta. Semua orang di Aceh sedang merindukan gelak candanya.
Kami sering berpetualang ke tempat terpencil, melakukan peliputan untuk blog sendiri. Kami sering diskusi tulisan, dia itu guru saya. Namanya Hamzah Hasballah.

kami punya orang tua angkat yang sama di Pulo Aceh

Tidur siang bareng di Pulo Aceh
malas rotate



Kegiatan Sosial yang kami lakukan bersama Care Anak Gayo saat gempa Gayo

Hamzah saat sidang skripsi S1 di IAIN 2013

Jumat, Januari 3

Dia dan Sepatu (Sepatu Part 3)




“A pair of shoes can change your life. Just ask Cinderella !”




Sepatu menurutku mencerminkan si pemakai, memperhatikan sepatu yang dikenakan wanita suatu kegiatan yang kunikmati akhir-akhir ini. Demi mencari seseorang yang cocok dengan karakter sepatu.


**



Tanah masih basah, matari belum menampakkan sinarnya padahal ayam tetangga sudah berkali-kali berbunyi. Aku masih dalam keadaan pening menyalakan rokok menunggu balasan SMS mu.
Aku sudah sampai simpang rumahmu ni. Buka pintu ya !
Sender: Yunda. 3.40 wib.

Aku berdiri di depan pagar, rumahku tanpa penerang di depan lorong. Menunggu kau diantar oleh taxi bandara. Sekejap kau turun dengan berbagai macam tas dari mobil yang bukan taxi, tapi kau menyebut taxi.

“Lho. Katanya naik taxi Yun?,” tanyaku penasaran memastikan.
“Taxi gelap maksudku. Lumayan lebih murah,” ucapnya santai sambil menyeret tas ke dalam pagar. Aku duduk di tembok gorong-gorong tak juga bangun sambil mengisap rokokku. Kupandangi sepatu baru Yunda. Anak ini belanja banyak kayaknya di Medan. Yunda tak sabar menyeret aku juga untuk masuk dan berkali-kali dia menguap. Matanya sudah layu.

Yunda teman ku, tepatnya soulmate yang baru kukenal dua bulan. Kami cocok pada pemikiran, meskipun kami sering ribut saat diskusi. Sok beda pemikiran, ujung-ujungnya kami setuju satu sama lain. Yunda bekerja sebagai guide travel yang menulis di sejumlah media wisata. Dia sering nginap di rumahku karena kemalaman. Kos Yunda punya jam malam, hanya samapai pukul 23.00 wib. Dan sering susah disuruh pulang kecuali aku mendatangkan pacarku untuk mengusirnya.

“Aku beli oleh-oleh buat kamu,” Yunda mulai membuka bungkusan barangnya. Sebuah buku yang ia janjikan bulan lalu dan tambahan sepatu vibram. “Itu bayaran ekstra karena webnya keren,” katanya sambil merem.

Tak lama dia sudah menjajah tempat tidurku sambil mencopot sepatu. Gaya tidur seperti terjungkal, tanpa membuka kaus kaki. Dasar anak jorok. Membuka sepatunya itu sudah biasa, menggantikan baju untuk dia juga sudah pernah. Dia manusia paling malas dan tidak bisa menahan ngantuk dan pipis.

Pagi itu aku putuskan untuk berbagi tempat tidur. Anggap saja bantal guling empuk yang bernyawa. Matari terik menembus gorden tipis lewat jendela. Rasanya mencolok cahaya ke dalam mata. Aku memunggungi jendela untuk melanjutkan tidur. Susah menggerakan badan, aku baru sadar Yunda sudah memeluk setengah dari tubuhku. Kali ini aku jadi gulingnya. Mati rasa.

Kalau sampai pacarku menyaksikan ini, bisa-bisa hilang masa depanku. Aku memacari  Lala, cewek yang manis dan santun. Mana tau dia kalau aku sering berbagi ranjang dengan wanita lain. Meskipun hanya wujud saja Yunda seperti perempuan.
Kamar terasa gerah dan panas, aku tersadar dengan suara SMS masuk di hanphone.
“Aku udah pulang Min, kasurmu terasa empuk tadi,”
Ya iyalah, aku yang kau tiduri bukan kasur Yunda.
**

Aku menjemput Lala ke Klinik tempat dia bekerja. Setelah hampir 2 jam menunggu akhirnya dia selesai bertugas. Lala mengajak Makan malam di rumah temannya sesama dokter. Selama ini aku selalu menolak, karena selalu saja tidak nyambung dengan pembahasan teman-temannya. Kali ini biarlah aku menyenangkan hati Lala. Sebuah restoran romantic menunggu kami dengan dua orang temannya. “Sayang, ini double date, hanya kita ber-4. Aku mau kamu nyaman dengan makan malam ini ya,” ujar Lala dengan lembut.

Sepanjang makan malam, tidak ada pembahasan yang dapat aku tanggapi. Mereka asik sendiri dengan kisah lama yang tak kumengerti alur pembicaraannya yang agak kecewek-an. Temannya seperti tidak ingin aku masuk dalam pembicaraan. Akupun sibuk meladeni chat Yunda yang tanya kunci rumah. Gawat. Dia pasti mau menginap lagi. Lama-lama bisa tak tahan imanku dibuatnya.

Kami pulang dari restoran menuju ke rumahku dengan mobil Lala. “Motornya besok saja diambil. Kamu kenapa tadi asik sendiri sama HP,” Lala tampak kesal. Aku mencoba menjelaskan, tapi tetap saja seperti tak masuk akal. Akhirnya aku hanya diam. Dan aku tetap yang harus minta maaf pada Lala. Tetap saja Lala merajuk, dan mala mini aku tidak ingin memujuknya. Kami hanya diam hingga tiba di depan rumahku.

Terlihat lampu kamar menyala, Lala curiga tapi dia urung menanyakan kalau ada orang di dalam rumahku. Ditangga kulihat sepatu baru Yunda tergeletak tak tentu arah. Dia juga manusia yang tak tahan pipis, pasti kebelet.

“Heh Boneng… kenapa sepatu tungang langgang gitu, macam dikejar setan,” tanyaku. Dia sudah membuatkan aku teh kelat. “Nih buat kamu. kenapa si Lala? Mukamu suntuk gitu,” Yunda selalu tau apa kejadianku tanpa harus kuceritakan.

Malam itu aku mengerjakan projek website travilling Yunda. Kontraknya lumayan buat tiket pesawat dua orang ke Lombok. Nantinya tiket akan kupesan sesuai dengan cuti Lala. Aku sangat ingin membuat dia tersenyum. Tingkahku selama ini selalu membua dia kesal. Tapi menurut Yunda, malah sebaliknya. Anak kemaren sore ini kadang sok tau.

Lala sudah setuju akan pergi ke Lombok sebulan lagi. Cuti sudah berhasil ia peroleh dari pimpinan klinik. Hanya menunggu sebulan sambil menyelesaikan pekerjaan design web milik si Yunda.

Semingu menjelang liburan kami ke Lombok. Lala datang bertamu ke rumah membawa makanan kecil yang kugemari. Dia merapikan rumah, menyusun buku yang diserakkan Yunda, membersihkan dapur yang diserakkan Yunda, dan mencuci seprei yang ditiduri Yunda dan aku. Tak tega melihat perilaku kami yang tidak menjaga perasaan Lala.
Membersihkan rak sepatu. Dan… “ini sepatu siapa ? koq lebih kecil ?,” Tanya Lala sambil memungut sepatu boot merah milik Yunda. Matilah aku.
“Itu, si Yunda pinjam sendalku kemarin hujan. Takut rusak sepatu barunya,” kataku jujur. Tapi Lala malah tersenyum. “kalian lucu.”

Lala sering menanyakan tenang Yunda, yang setahu dia, Yunda hanyalah klien website ku saja. Yang sering datang berkonsultasi. Dalam hati Lala merasa cemburu, terbaca dari tatapan yang dia curi-curi saat melirik Yunda. Tapi dasar Yunda Polos, dia tidak merasa risih berada bersama pacar orang.
Meskipun gayanya selalu cuek,  dia seorang pendengar yang baik dan perasa.  Ia harus berjuang mencari uang sendiri untuk kuliah yang sering bolong karena kesibukakannya berjelajah untuk tv nasional.

Lala seumuran denganku, dia dewasa, peka dan sangat wanita. Sepatunya paling aku suka, dia selalu memakai sepatu wanita sekali. Pertama bertemu dia menenteng sepatunya pink tanpa hak di mesjid. Saat itu dia kehilangan kaus kaki, dia tampak kebingungan. Lalu dia memakai tanpa kaus kaki, agak kikuk jalannya. Dia melewai dan member senyum untukku. Dia sadar kalau dari tadi aku memperhatikannya. Ternyata dia takut lecet. Saat itu dia masih kuliah di tingkat akhir. Kami berkenalan di halaman mesjid, kami sama-sama menunggu teman yang lagi solat juga. Tiga tahun berkenalan setahun berpacaran. Sangat lama aku menyakinkan cintaku padanya. Lala bukanlah orang yang suka pacaran saat itu. Dan saat ini dia menganggap kami taaruf.

Kadang Lala membohongi orang tua jika ingin berjumpa denganku. Tak baik perempuan menjumpai lak-laki diluar rumah, kata ayahnya. Aku khawatir ayahnya akan keberatan member izin kami berlibur ke Lombok. Seminggu lagi akan berangkat tapi Lala belum juga meminta izin.

H-3 aku sibuk menyiapkan design untuk layout majalah remaja. Agar nanti sewaktu pulang kerjaan tidak menumpuk. Harus begadang dan membuat teh kelat, aku tak bisa minum kopi. Teh ini dibelikan Yunda di airport Jepang, katanya bagus buat yang sering begadang. Seketika aku rindu ingin diganggu Yunda. Sudah sebulan sejak webnya diluncurkan, dia jarang ke rumah. Anehnya kami tidak pernah saling menelfon.
Iseng aku menelfon yunda. Terdengar nada tunggu lagu spongebob. Dasar anak dibawah umur.

HP diangkat, lalu dia berdehem, “Halo… Min ? ada apa? Aku sudah tidur,” Tanya Yunda penasaran dari seberang.
“Nggak, kangen aja, tidak ada yang mengacau lagi di rumahku,” jawabku.
“Iya, aku lagi final di kampus, sibuk kumpulin catatan buat nyontek,” suaranya seperti Yunda sedang berjalan, ada suara gelas lalu dispenser.
“Kau OK sama Lala? ,” Tanya tiba-tiba. 
“Kenapa Tanya gitu, aku dan Lala akur. Kami akan liburan ke Lombok,” jelasku.
“Aku bilang sih, dia nggak dikasi ijin sama orang tuanya. Bukan mendoakan, dia itu anak baek-baek mau kau ajak pula pergi berduaan. Ajak makan bakso aja susah,” Yunda mulai meracau.

Malam itu, aku mencoba memikirkan kemungkinan jika Lala tak jadi ikut. 

Pagi H-2.
SMS masuk dari HP.
Ayah menyuruh Amin datang ke rumah, perihal izin kita ke Lombok.
Sender: Honey. 06.00 wib.

Detak jantungku terasa berdetak lebih kencang, aku gelisah. Merasa lancang mengajak anak gadis orang bepergian. Padahal orang tuanya belum memberikan lampu hijau dengan hubungan kami. Lala terlalu mencintaiku, hingga dia sendiri yang memberikan kelonggaran atas batasan orang tuanya.

Mengenakan baju yang pantas dan sopan. Aku datangi rumah Lala dengan segala konsekuensi. Yang sudah pasti liburan kami gagal.
Sore itu, ayahnya terlihat tenang didampingi ibu Lala, sementara Lala belum pulang dari kliniknya. Dia memintaku menguraikan apa yang kami rencanakan setiba di Lombok. Aku mengeluaran undangan pameran dari tas ranselku. Undangan pameran design Internasional yang tidak mungkin tak kudatangi untuk bertemu designer top dari luar.
Ayahnya mangut-manggut.

“Saya rasa Lala tidak perlu ikut. Saya tidak mengizinkan Lala pergi jauh dengan bukan muhrim. Maaf nak Amin. Saya harus mengatakan keputusan kalian ini membuat saya malu sebagai orang tua. Lala mengambil keputusan sendiri,” ayahnya sedih dengan kelakukan Lala. Ayahnya tidak menyalahkan aku. Tetapi sebagai anak saleh, Lala harusnya menjelaskan keadaan seorang wanita yang tidak muhrim kepadaku.
Aku ini tau apa. Memposisikan sama dengan semua wanita. Jalan-jalan biasa, tidak ada niat mengambil kesempatan pada Lala.

“Saya harus mengawinkan Lala, sepertinya dia harus segera berumah tangga, agar keinginan mudanya perpenuhi jika sudah bersuami. Kami ini orang tua yang terlalu cinta anak kami,” jelas ayahnya.
“Apa yang harus saya lakukan Pak ?,” tanyaku dengan suara yang hampir tidak terdengar. Serak dan terbata.

“Saya ingin mencari imam untuk menjadi suami Lala. Kalau kami merasa bisa membimbing anak saya, bawakan orang tuamu dalam waktu dekat.”

Aku pulang dengan gontai. Jelas aku tak mampu menjadi imam seperti yag dimaksud ayahnya. Aku keluar dari rumah megah itu, sambil melirik barisan sepatu Lala di sudut ruangan. “sudahlah kawan, kau hanya sanggup belikan Lala sepasang sepatu,” kata heels kotak-kotak, hadiah ulang tahun dariku.

Dirumah, aku termenung, mengenang hubungan ku yang tak diinginkan orang tua Lala. Aku tidak paham agama sama sekali, solatpun jarang, hanya rajin di depan Lala, aku hanya menyenangkan dia. Bagaimana aku terus menipu Lala kalau jadi suaminya.
Hari keberangkatan aku masih belum packing barang untuk berangkat sendiri. Hari itu juga aku dan Lala setuju berpisah.

“Doakan aku dapat jodoh sebaik kamu Amin. Aku akan dijodohkan dalam waktu dekat. Ayah tidak mau aku durhaka. Amin jaga diri baik-baik di sana ya. Jangan lupa solat,” suaranya tertahan dengan isak yang dibuat setegar mungkin. Aku duduk
HP berbunyi, SMS masuk, aku tersedot dari lubang hitam yang dalam.
“Aku ke rumah ya boneng, mau dibelikan apa?,”
Sender: Yunda 00.20 wib.
Hanya sebentar terdengar dia mematikan mesin motornya yang berisik dari depan lorong. Biasanya dia mendorong motor sampai garasi, agar suara motor ak menggangu tetangga.
“Taraaa… aku bawa sate langgananmu. Aku nginap disini ya, kos ku tutup,” ucapnya ceria seperi biasa. Aku tidak peduli dan pura-pura tidur lagi. Yunda ke toilet untuk pipis dan ke dapur menyeduh teh kelat untuk kami berdua. Itu ritualnya.
Kami makan sate, minum teh, merokok. Sambil mendengar kisah nyonteknya selama final. Lalu dia celingak-celinguk memeriksa meja kerjaku.
“wow… kamu dapat ya undagan pameran design ke Lombok,” Yunda menempel undangan di jidatku.
“Aku ikut dong Amin.. kan untuk dua orang nih, yaya.. aku bayar tiket sendiri. Final ku udah selesai kok. Aku lagi libur,” Yunda merayu ku.
Barulah aku mengambil tiket yang sudah tertera nama ku dan Lala disitu. “Owhh.. ajak Lala ya? Ya sudah lah,” Yunda tidak keberatan sama sekali. Lalu dia mulai merasa ada yang aneh dengan tingkahku.

“Kami putus,” kataku. Aku menunggu reaksinya. Yunda sampai mangap dan tidak dapat berkata-kata. Dia mengemgam tanganku dan memeluk lenganku sambil merebahkan kepala di bahuku. Tidak berkata apa-apa. Kami hanya terdiam hingga satu jam. Yunda tau bagaimana kami saling cinta. Meski dia kadang menjadi pemicu Lala cemburu.
Malam itu kami tidur saling berpelukan. Lupa mengunci pintu, menutup jendela dan sepatu tetap berserak didepan pintu kamar.

Ketika bangun aku lihat Yunda mondar mandir seperti diburu sesuatu.
“Apa keputusanmu sama tiket pesawat ini?,” muka Yunda bertanya serius.
“Aku nggak mau pergi sendiri,” aku menjawab sekenanya.
“Aku yang ikut Amin,” katanya. Kami melirik jam ditangan masing-masing. Melihat waktu cek in pada tiket, hanya tersisa setengah jam lagi.
Tanpa mandi aku packing baju dan membereskan laptop. Yunda hanya sisiran dan tanpa membawa baju sehelaipun dalam ransel camera nya. Kami bergegas memacu trail milik Yunda, menembusi jalan tol ke bandara. Sepintas kulirik dari spion Yunda memegang tiket sambil memencet iPhone, dia cek in lewat HP nya. Kami hampir ketinggalan pesawat perihal nama Lala di tiket.

Setelah memasang seatbelt, kami tertawa-tawa di dalam pesawat tanpa memperdulikan penumpang yang kesal sudah menunggu kami terlambat.
“Lalu kamu pakai apa nanti disana Yun,” Tanya ku melihat dia santai saja tidak bawa apapun kecuali cameranya.
“Aku pakai sempak mu yaaaa,” goda Yunda melirik manja.
Akhirnya kami tidur lagi di pesawat yang membawa kami ke Lombok. Setelah bangun mudah-mudahan aku dapat melupakan kisahku dan Lala.
Pramugari membangunkan kami yang masih kurang tidur ini. Yunda bersandar pada bahuku sambil memeluk lengan kiriku. Diluar gerimis menyambut kami, tetapi ada cahaya yang akan memgambar pelangi. Pasti.

“Pak, ini sepatu pacarnya, sudah terseret sampai ke depan tadi,” kata pramugari cantik sambil sedikit membungkuk. Kuperhatikan dan kuambil sepatu Yunda, boot takut hujan. Jenis sport yang sangat cocok dengan kepribadiannya. Yunda terbangun dan merampas sepatu dari tanganku.
“Hanya sepatu jenis ini yang dapat mengerti kamu Amin,” kata di depan mukaku dengan wajah malas.
“Boot takut hujan,” ejekku. Ternyata hujan akan merusak warna merah dikulit sepatunya. Karena dia malas merawat sepatu.

Kami harus menunggu penumpang yang berdesakan ingin turun dari pesawat. Hawa hujan Lombok menyambut kedatanganku di musim hujan ini. Yunda menunggu di depan tangga menunggu aku menikmati gerimis.
“oiii orang kampong, enggak pernah kenak ujan ya,” teriaknya sambil menendang kakiku. Mulailah kami kejar-kejaran hingga kena tegur satpam airport. Meski sepatunya kena cipratan, dia tak peduli lagi.
Yunda, aku berjanji akan merawat sepatu boot merahmu. []