Senin, Desember 21

Sepatu Istri

Sepatu biasanya kita beli sesuai keperluan, karakter kita dan kecocokan. Sepatu yang nyaman akan menjadi sepatu favorit yang selalu kita pakai. 

Sebelumnya saya sudah menulis sebuah cerpen sepatu. Dimana sepatu yang kita suka sama seperti kita memilih cowok. 

Sebelumnya saya menulis kalau saya suka cowok memakai sepatu boot. Benar saja, saya kini memilih suami yang memakai sepatu boot. 

Tetapi oh tetapi, suami tidak suka dengan gaya sepatu saya sendiri. Nah... 

Menurut suami, sepatu itu sama seperti umur. Ya disesuaikanlah. Kalau dulu pakai sepatu sport atau teplek/flat, kini gaya berbeda sekali. 

Seperti menunaikan ibadah, keinginan suami menjadi favorit sekarang. Dia memilih sepatu apa yang cocok saya pakai. Begitu juga warna, sesuai dengan surah kitab tajul muluk. Wanita baik akan memilih warna yang tidak ngejreng dan berani. 

Begitulah suami saya. Pokoknya apa saja ikhlas supaya saya pantas menjadi seorang istri. 

Meskipun ada teman yang geleng-geleng melihat saya berpenampilan yang menurut dia tua. Tetapi lebih banyak teman yang mendukung saya berpenampilan sebagai seorang calon ibu. 

Meskipun kita merasa ini bukan gaya gue, atau nggak gue banget, tapi tuhan menjawab dia saya. Melalui suami saya berubah menjadi baik. 

Meskipun saya belum bisa jadi istri yang duduk manis di rumah, tetapi saya akan duduk manis di warkop. Hihihi

Pelan namun pasti. Besoklah duduk manis di rumah ya. Susah move on. 







Minggu, April 5

Skripshit

Seorang teman mengirim sms padaku. "Selamat mengerjakan skripshit," 

Kata itu memang cocok digunakan untuk kampus yang tidak masuk hitungan. Dengan akreditasi yang tak layak diberikan. Tetapi kampus ini memilki predikat B. Padahal dosen banyak yang diragukan cara mengajarnya walau mereka sudah master. Matakuliah diambil dari berbagai buku dan web. Isi slide bisa dibaca dalam sehari. Di bisa mengajarkan selama 13 kali dicampur dengan omong kosong. 

Jadi skripsi jelas hanya sebagai syarat kelulusan. Kuliah selama 3,5 tahun. Bisa dihitung ilmu yang masuk dalam otak. Yang lain cuma ingat bualan dosen. 

Dan dosen mengeklaim mahasiswa malas. 

Mengerjakan skripsi segera dimulai. Pertama masukkan proposal judul. Aku mulanya cukup bangga dengan semua judul yang kupilih. Menurutku unik dan menarik. Ternyata yang dipilih yang paling ilmiah. Ya sudah. Mungkin judul yang tidak terpilih cocok jadi liputan berita. Bukan penelitian. 

Kedua mengerjakan dari bab satu hingga tiga. Pada laar belakang tulis saja opini. Biasanya bahasa kaku dan baku seperti buku pelajaran sekolah. Untuk berdamai kita buat saja gaya opini di latar belakang. 

Nah bab dua masukkan teori yang sinkron dengan tema penelitian. Bayangkan waktu masuk kuliah teori, dosennya sibuk kerja. Masuk cuma buat kelompok lalu buat tugas. Tidak presentasi untuk setiap teori yang terpilih. Gimana kita memahami teori-teori yang mana yang cocok dipakai di penelitianmu. Damn. 

Bab tiga biasalah. Cuma kasi tau alamat dan narasumber. Kalau kamu tidak bekerjakeras ngulik skripsi orang, alamat kamu tersesat dan stres sendiri.