Minggu, Januari 12

Kapan Kita Benar-benar Jatuh Cinta ?

Temanku mengaku ia baru saja jatuh cinta pada seorang wanita. Padahal dia baru saja kawin sama pujaan hatinya dua bulan lalu. Kami berteman, tepatnya dia soulmateku. Dia juga mengaku telah lama sayang padaku dan selalu mengatakan i love but i can't. 
Dalam hidupnya, dia mengaku hanya ada dua perempuan yang dia rindu. Aku dan istrinya. 

Sialnya, ia merasa benar-benar jatuh cinta bukan kepada kami namun ada PIL yang membuat dia merasa meleleh saat bertemu. 

Begitu kisah pertemuannya.
Malam itu tanggal 31 Desember 2013, masih pukul 21.00 wib. Ia bersama teman kantor akan menghabiskan malam dengan BBQ. Ditugaskanlah dia untuk membeli arang di pasar. Ada satu kedai yang masih buka kalau malam tahun baru, ujar temannya. 

Pergah dia sendiri untuk membeli arang di sekitaran pasar pagi. Padahal sudah malam. Kedai yang dimaksud tutup. Namun Ia dibekali nomor HP milik yang punya kedai arang. Setelah menelpon, datanglah pemilik suara dari seberang tadi. 

Seorang perempuan semampai menghentikan motor di depannya. Ia membonceng remaja lelaki yang membawa dua goni arang. Si perempuan membuka pintu dengan kesusahan dan mengerHkan sekuat tenaga. Remaja lelaki tadi berusaha menolong, tapi hanya perempuan tadi yang sudah terbiasa buka tutup pintu. Lalu ia mengambil sisa arang pesanan dari dalam kedai. 

"Nggak cukup arangnya. Ayo kita ke rumah aja," kata si perempuan. Temanku mengikuti motor mereka melaju dalam lorong sempit di seberang kedai. 

Sampai di rumah, ada ibunya, adik perempuan dan seorang adik kecil yang sedang mamanggang jagung. Sesekali mereka berebut meniup terompet yang dipegang adik kecilnya. Transaksi selesai empat goni siap di bawa ke markas para lelaki. 

"Jadi cewek semampai itu yang jualan arang ?," tanya temanku pada lelaki yang sudah terbiasa belanja di sana. Ternyata mereka ditinggal ayah yang kawin lari dengan seorang perawan. Perempuan semampai sebagai anak bungsu menjadi tulang punggung keluarga. Membiayai segala kebutuhan dan keperluan sekolah ketiga adiknya. Perempuan ini baru saja menutup kedai, sedang pesta jagung bakar bersama keluarga. Mungkin mandipun tak sempat. 

Kurasa pada jam yang sama perempuan lain sedang menempelkan bedak dimuka. Menunggu jemputan acara keluyuran menyambut tahun baru. Temanku terpana dan terbengong memikirkan perempuan semampai dengan senyum di wajahnya yang berminyak. Ia sedang lemas merasa meleleh mengingat perbedaan perempuan ini dengan perempuan kebanyakan. 

"Kalau perempuan cantik, pintar, modis dan menarik sudah banyak seperti itu, mereka pandai membuat diri bahagia. Tetapi perempuan ini berbeda. Ia hidup untuk membahagiakan orang lain, bukan dirinya sendiri," ujar temanku terpaku di depan tungku. 

0 komentar:

Posting Komentar