Pernah perhatian sama koran senin pagi ? headline tentang
penggerebekan hotel yang dilakukan bunda. Sebelah dalam, pemberitaan tentang
niatan pemerintah Aceh tentang wisata. Kontras. Memang.
Provinsi kami lucu memang. Aksimoro memang kerap tertulis
dalam setiap lembar media massa. Sesuai dengan fungsinya, media menjadi corong
tempat penyebaran informasi. Ada yang baik atau yang buruk. Fungsi lain media
adalah pencitraan. Seorang pejabat dianggap oleh media, berhasil jika dia
melakukan penggerebekan langsung. Saya bilang, ini pencitraan. Atau bunda tidak
lagi percaya sama WH dan Satpol PP. Secara struktur organisasi, ini bukanlah
tugas dari seorang pemimpin. Secara keorganisasian ini salah.
Headline ini merupakan berita yang paling banyak dibaca dan
diinginkan oleh pembaca koran. Isi dalam berita biasa. Jadi framing yang
disediakan koran ini menggiring saya berpikir, bahwa Banda Aceh lebih
mementingkan pemberantasan maksiat. Bagaimana dengan kenyamana wisatawan yang
berada di hotel yang sedang digerebek oleh bunda and the genk. Bagaimana kita
sebagai warga menyikapi ini?
Mengapa hotel yang menjadi sasaran dan dicurigai untuk
memberantas maksiat. Apakah tidak ada cara lain?
Bagaimana kami, sebagai warga mendukung pariwisata di Aceh,
jika berita gerebek hotel di hadirkan pada headline sebuah koran lokal. Kami sebagai
penulis, khususnya saya, baru kali ini berpartisipasi ikut serta mempromosikan
pariwisata Aceh lewat lomba blogger. Tetapi kenyataannya bunda melakukan hal
yang membuat saya menyesal untuk berpartisipasi.
Biasanya saya menulis berita wisata hanya jika dibayar. Membaca
koran senin pagi membuat saya bengong dan
miris. Apa guna saya promosi, apa guna saya ikut lomba menulis wisata ?
jangan-jangan lomba ini hanya program
menghabiskan APBD. Beberapa orang dilatih cara menulis blog, lalu ada lomba. Kita
liat saja nanti, sudut pandang tulisan yang dimenangkan.
Saya ragu, tulisan yang menang yang dapat membuka pikiran
orang banyak dalam mempromosikan tempat wisata. Biasanya yang ikut lomba hanya
menampilkan yang indah-indah, mencoba menjilat pantat panitia. Mana tau dia
bisa menang, biasanya seperti itu. Saya miris.
**
Oxymoron atau yang dalam bahasa Indonesia kita sebut sebagai
Oksimoron adalah suatu majas yang menempatkan dua antonim dalam sebuah hubungan
sintaksis. Oksimoron dapat berfungsi untuk meluaskan makna atau cakupan semisal
tua muda, yang mana merujuk tidak hanya pada kaum tua tetapi juga pada kaum
muda dan menjadikannya sebagai suatu kesatuan.
Berikut merupakan beberapa contoh lain dari oksimoron :
Keramah-tamahan yang bengis, perang saudara, Untuk menjadi manis seseorang
harus menjadi kasar,
Dengan membisu seribu kala, mereka sebenarnya berteriak-teriak dala
0 komentar:
Posting Komentar