Menghidupi fotosintesis jiwa
Tanpamu layu dunia
Pigmen tak berwarna
Walaupun kau pernah terik
Penderitaan ini bukan salahmu
Itu kodrat cinta terdahulu
Karna engkau mencintai cinta
Tahu kah kau,
cinta adalah kesakitan yang sedang kau tanggung
Sehingga kau tak bisa mengeja kata bahagia
Kau lupa bagaimana peristiwa jiwa
Tak mengerti lagi artinya cinta
Itu bukan salah mu sayang....
Itulah cinta
Teriknya dia yang rasa
Engkau hanya memancarkan pesona
Ubanmu mematahkan pesonamu
Jangan kau mengeluh
Itu berarti kau telah di matangkan usia
Yang menjadikanmu seseorang
Siapa yang mengalami, dialah yang menikmati
Namun,
Senja pasti datang
Senja bukan tua maksudku
Disini kau cahaya yang matang
Tak usah khawatir. Aku penulisnya
Senja....
Saatnya nanti, kau ditemani semilir angin
Suara yang membelai telinga sampai kau birahi
Sedemikian indahnya lelaki angin ini
Saat itu, dia tak akan lari dari kasih sayangmu
Angin tak akan lari dari kepuasanmu
Saat itulah kau bahagia
Saat senja itu datang
Sinar teduh jatuh menghangatkan ufuk di air
Di fase bernama senja. Kau ditunggu
Tanpa silau dan perih lagi
Bentukmu utuh. Warna mu nyata
engkau tak perlu risau....
Jika angin mulai melambai, jatuhlah kau ke samudra... Jadilah senja yang indah
Kami menyayangimu
Tapi kumohon teruslah menjadi cahaya
Jika kau ingin menjadi senja.
Bersyukurlah kepuasan adalah bahagia
Jadi lah senja saat dua gadis kecil belari di pantai emas yang kau sinari
Pasir putih itu berubah wujud karna pancarmu
Jadilah senja saat dua gadis kecil membangun istana impian dipantai itu
Jadilah senja saat dua gadis kecil merayakan kebahagiaan sambil melempar toga ke angkasa
Jadilah senja agar dua gadis kecil hangat sampai mereka mengerti cinta
Aku disini menemanimu menjadi mega-mega diangkasa
Membesarkan dua gadis kecil kita
sampai mereka mengerti cinta
Aku mencintai mu, senja
0 komentar:
Posting Komentar