Rabu, Januari 30

Mencari Sepatu Sebelah Kiri (part 2)

SEjalan samPAi TUa



Aku mencari sepatu kiriku, dia hilang sejak aku memesannya pada pembuat sepatu. selama ini aku mencari di  pasar.

Tak ada yang cocok dengan pasangan yang kanan ini. tetapi aku yakin, seseorang memegang sepatu itu berjenis kelamin laki-laki. aku ingin dia seorang break the rule. Walau sepatu itu kiri, dia akan mengepas di kaki kanannya.

Dia belum sempat mencari yang ada padaku. sebagai break the rule, dia ingin melanggar kodratnya. tak mengapa. aku punya alasan lain untuk mencari pasangan sepatu ini.wanita memiliki sudut pandang yang lebih banyak dari kalian para pria.

Wanita memandang seperti mercusuar. Menyapu semua pandangan 180 derajat.  Tetapi lelaki memandang focus pada titik yang jauh, seperti teropong bajak laut. Monokuler. Dia tak dapat melihat benda yang dekat. Semut di ujung laut dia perhatiakan.

Tak mengapa. Aku akan menyapu seluruh pemilik sepatu. Namun aku pernah memergoki seorang yang kiri sedang menenteng sepatu yang persis dengan ku punya. Tapi dia bilang itu bukan pasangannya. Aku sedih.

Ketidak cocokan adalah perbedaan yang indah. Tuhan menciptakan kau dan aku berbeda tetapi serasi. Akan selalu pada posisi masing-masing, namun saling melengkapi. Tanpa kiri, maka tak lengkaplah kanan. Harganya tetap sama waktu pertama kali dijual tukang sepatu.

Tidakkah kau tau, kedua sepatu itu saling merindu. Selama 31 tahun mereka terpisah. Aku tak sabar mempertemukan mereka untuk membuat pasangan ini melangkah bersama. Saat berhenti mereka beriringan. Aku ingin menyusun dengan rapi di muka pintu rumahku.

Mengapa aku sangat menyayangi sepatu, mereka melambangkan kesetiaan, kesedehanaan, kejujuran dan ketulusan. Begitulah niatku pada lelaki itu.

0 komentar:

Posting Komentar