Baru kali ini aku merasa istimewa menjadi manusia. Memiliki dua
kepribadian, merasa idealisme dan bergolongan darah ab. Aku tersadar setelah
seorang teman yang memiliki kepribadian yang sama denganku bergolongan darah
sama.
Lelaki ini anti
kemapanan. Dia egois dalam segala hal dan dia pintar. Dia mengaku sangat
memahami orang lain, tapi orang lain tidak memahaminya. Memang kami sama.
Sebulan yang lalu,
seseorang yang sangat amat kurindukan saat ini, tidak senang dengan idealisme
yang kuyakini sebagai pedoman hidupku. Teman golongan darah AB ku mengatakan, dia
salah berteman sama orang. Harusnya dia bangga. Atau aku yang salah memilih
orang yang harus kurindukan. Ngapain harus rindu dengan orang yang gak akan bisa
terima jalan hidup kita. Sedangkan jalan hidup dia yang berbeda dengan kita,
bisa kita terima.
Hidup memang harus
berjalan, kebiasaan yang tidak lagi dilakukan terkadang akan kita rindukan
terjadi lagi. Menunggu telfon saat insomnia, menunggu sms yang kadang-kadang
datang namun tak terduga. Walaupun dia hanya curhat tentang kekasihnya.
Tapi haruskah
merindukan orang yang salah ? Bisa gak hanya memilih satu kepribadian saja?
Mungkin teman bergolongan darah AB itu bisa menjawab pertanyaanku.
Dia juga bilang kalau kami jago berimajinasi. Gara-gara aku rajin berimajinasi
tentang kamu, rusak dunia persilatan. Samapai sekarang kalau berdoa masih
terlintas mukamu. Padahal aku ingin muka yang lain terlintas, entah siapa gitu.
Tolong dong... kalau melupakan aku bawa juga mukanya ya!
*jadinya tidak
bisa menulis seperti dulu saat kau masih rajin merindukanku. Aku jadi kurang
keren tanpa kamu. Kurang smart.
0 komentar:
Posting Komentar