Sabtu, Agustus 17

gol AB


Baru kali ini aku merasa istimewa menjadi manusia. Memiliki dua kepribadian, merasa idealisme dan bergolongan darah ab. Aku tersadar setelah seorang teman yang memiliki kepribadian yang sama denganku bergolongan darah sama.

Lelaki ini anti kemapanan. Dia egois dalam segala hal dan dia pintar. Dia mengaku sangat memahami orang lain, tapi orang lain tidak memahaminya. Memang kami sama.

Sebulan yang lalu, seseorang yang sangat amat kurindukan saat ini, tidak senang dengan idealisme yang kuyakini sebagai pedoman hidupku. Teman golongan darah AB ku mengatakan, dia salah berteman sama orang. Harusnya dia bangga. Atau aku yang salah memilih orang yang harus kurindukan. Ngapain harus rindu dengan orang yang gak akan bisa terima jalan hidup kita. Sedangkan jalan hidup dia yang berbeda dengan kita, bisa kita terima. 

Hidup memang harus berjalan, kebiasaan yang tidak lagi dilakukan terkadang akan kita rindukan terjadi lagi. Menunggu telfon saat insomnia, menunggu sms yang kadang-kadang datang namun tak terduga. Walaupun dia hanya curhat tentang kekasihnya.

Tapi haruskah merindukan orang yang salah ? Bisa gak hanya memilih satu kepribadian saja?

Mungkin teman bergolongan darah AB itu bisa menjawab pertanyaanku. Dia juga bilang kalau kami jago berimajinasi. Gara-gara aku rajin berimajinasi tentang kamu, rusak dunia persilatan. Samapai sekarang kalau berdoa masih terlintas mukamu. Padahal aku ingin muka yang lain terlintas, entah siapa gitu. Tolong dong... kalau melupakan aku bawa juga mukanya ya!

*jadinya tidak bisa menulis seperti dulu saat kau masih rajin merindukanku. Aku jadi kurang keren tanpa kamu. Kurang smart.

0 komentar:

Posting Komentar