Selasa, April 22

Geliat Pecinta Burung di Banda Aceh

Sea & Shore Bird at Lampulo, Banda Aceh | www.rinaldiad.com


Ngeten burung alias bird watching adalah hobi baru dikalangan fotografer yang menyukai wildlife. Komunitas inilah yang berjasa mendata burung di kawasan Banda Aceh dan Aceh Besar. Fotografer merupakan penggiat alam bebas ini akan berkamuflase ke poin kawasan permainan burung pada bulan April hingga Agustus. Musim peralihan ini, Aceh akan kedatangan burung migrasi yang menambah keanearagaman satwa.
Aceh Wildlife Photographer atau AWP adalah nama komunitas ini, yang kebanyakankan memotret burung dari pada satwa liar lainnya. Lewat sosial media, fotografer ini memperkenalkan burung hasil jepretan mereka. Mereka tidak hanya menikmati hasil foto, mereka juga mempelajari suara burung untuk mengetahui spesies dan perilaku. 
Tibang dan Syiah Kuala merupakan kawasan tempat burung berkumpul khususnya burung migrasi. Di sinilah para fotografer berkamuflase saat musim peralihan. Bulan April hingga Agustus biasanya, Banda Aceh akan kedatangan burung migrasi. Bulan ini adalah musim peralihan, antara musim hujan dan kemarau burung-burung berdatangan dan tinggal di kawasan pesisir.
Diantaranya terdapat Kuntul, king fisher, kokokan laut adalah jenis burung yang sering beterbangan di hutan kota Banda Aceh. Sementara luar Banda Aceh, dimana pasukan AWP memotret burung endemik Sumatera.
Bukan hanya AWP, Cicem Nanggroe sudah eksis sejak 2008 pengamatan biodiversiti untuk mendokumentasikan keragaman burung yang ada di Aceh. LSM ini awalnya juga kumpulan penyuka burung yang kemudian serius mengumpulkan data burung Aceh.
Selama ini Cicem Nanggroe hanya melakukan survey untuk data per lima tahun. Tugas LSM ini melakukan penelitian, publikasi dan kampanye. Meskipun begitu, masih sedikit pengamat burung di Aceh, karena setiap lima tahun semua data harus di-resecrh ulang untuk mengetahui penambahan dan pengurangan spesies burung di Aceh.
Hutan menjadi indikator bahwa keberlangsungan spesies burung tertentu seperti  Rangkong. Jenis ini akan berkembang biak dalam pohon besar yang dilubangi. Ketika pohon besar tidak ada, spesies ini terancam punah. Status hutan di Banda Aceh dapat dilihat dari struktur vegetasi yang tidak beragam pohon akan penyebab sedikitnya jenis spesies burung. Meskipun burung sangat berkontribusi dalam penyebaran benih pohon, burung juga butuh hutan untuk berkembang biak. Meskipun tugas utama burung membawa benih tumbuhan untuk penyebaran pohon, ia juga butuh pohon. 

“Burung ini, melakukan migrasi dari luar Aceh yang diprediksikan oleh pengaruh angin, bukan faktor pohonnya saja,“ kata Agus Murja, pendiri Cicem Nanggroe.
Ia bersama beberapa pecinta burung lainnya, mengkampanyekan keberlangsungan burung di Aceh. 

Sejak dulu, masyarakat Aceh mengenalkan burung kepada generasi dalam hikayat. Seni bertutur ini hanya melestarikan nama dan perilaku burung, tapi generasi sekarang tidak lagi mengenal burung ini. Hanya penduduk yang berkegiatan di dalam hutan yang masih mendengar keindahan suara burung Cem Pala Kuneng, yang menjadi kebanggaan rakyat Aceh. Namun hanya tinggal nama, tidak ada orang yang tau bagaimana keindahan suara dan cantiknya bulu si Pala Kuneng sebenarnya.
Padahal, menurut Agus, burung ini disebut burung Sunda, yang pertama ditemukan peneliti di Sunda. Cem Pala Kuneng masih satu genus dengan Murai Batu, Trichixos Pyirropygus. Padahal orang Aceh menganggap burung mungil ini endemik. 
Seiring waktu, hutan telah dieksplorasi lebih dalam, burung endemik dan langka semakin jauh dari kehidupan manusia.
Meskipun pemerintah berusaha membuat kota Banda Aceh menjadi kota terbuka hijau, namun spesies burung belum begitu banyak bertambah. Keragaman jenis hutan berpengaruh untuk didatangi burung-burung, tapi belum ada publikasi jenis burung untuk warga dalam rangka kampanye dan penyebaran informasi keaneragaman burung. 
Pemerintah kota pernah memaparkan ada 100 spesies burung di Banda Aceh saat ini. Info tersebut  dikatakan oleh Wakil Walikota Iliza Saaddudin dalam sebuah acara lingkungan. Hanya seremoni, tidak ada program lanjutan untuk pelestarian pohon dan burung. Kota Banda Aceh berusaha mempertahankan penghargaan kota hijau lewat hutan kotanya. Tahun 2013, Banda Aceh terpilih sebagai kota terbaik III Se-Indonesia, setelah Pekalongan dan Balikpapan. Banda Aceh juga meraih penghargaan kota dengan kualitas udara terbaik dari Kementerian Lingkungan Hidup dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU).

Data Cicem Nanggroe lima tahun terakhir mendata bahwa Banda Aceh memiliki 40 spesies lebih. Dominan jenis kuntul pantai dan Meurebah Cerucuk yang hinggap di semak-semak. Data ini sangat kontras dengan informasi yang dilakukan pemerintah. 
Namun para pengamat burung yang berdomisili di Aceh, khusunya Banda Aceh tidak tinggal diam. Dengan sekedar hobi, mereka telah mendokumentasikan dan melestarikan keberadaan burung dengan cara masing-masing.
Aceh birder misalnya, sebuah ekotur sejenis wisata lingkungan yang mengajak pecinta burung untuk melakukan wisata alam. Tahun ini Aceh Birder mengajak wisatawan mengunjungi spot di Gayo Hiland. Dengan mengeluarkan biaya 400 dolar selama tiga hari untuk wisatawan asing khususnya. 
Dengan Tema Holistik Sumatera, biasanya tamu dibatasi hanya lima orang agar tidak menganggu kenyamanan burung saat pengamatan. Wisatawan yang dipandu  Aceh Birder adalah warga asing yang ingin mencoba wisata petualang dan ilmu sains. Belum ada wisatawan lokal atau Indonesia yang meminta wisata ini. Mereka mengakui promosi masih sangat kurang dengan hanya mengandalkan sosial media. Biasanya yang menjadi langganan menggunakan jasa guide adalah para peneliti dan ahli burung yang datang dari manca negara.
“Penggila burung dipanggil twitcher ini yang mau datang jauh-jauh untuk pengamatan burung. Pengamat ini
terobsesi untuk melihat semua jenis burung di dunia,” ujar Agus.
Blue-throated Bee-eater
Menurut Agus, masalah terkendalanya publikasi selama ini karena burung hanya menjadi target ilmiah. Para peneliti tidak berkeinginan untuk melakukan publikasi kepada masyarakat. “Tugas peneliti bukan publikasi,” ungkap Agus.
“Terkadang ada baiknya tidak dieksplor ketika sesuatu indah dan baik, maka manusia akan mengeksplor dan menjadikan burung target,” jelas Agus. Keindahan  burung yang ada di Indonesia menjadi sasaran penikmat burung. Komunitas Love Bird berusaha memiliki dan menyangkarkan burung dengan menikmati suara dan tingkah laku si burung di rumah mereka.
Burung dalam sangkar ini kebanyakan menjadi jagoan dalam pameran dan lomba kicau burung. Kegiatan ini sendiri disponsori oleh pemerintah. Ekplorasi ini biasanya mendapat dukungan penuh dari oleh Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh. Tahun lalu 350 burung bertanding untuk mengambil sederetan piala yang sudah menunggu pemilik burungnya.  Dalam acara tersebut, kepada dinas menyebutkan ajang ini sebagai sarana silaturahmi antara kicau mania. Yang bertujuan untuk melestarikan burung akibat banyak sekali perburuan liar kepada burung.
Komunitas tidak menyadari kegiatan dan hobi inilah yang melakukan perburuan burung. Belum lagi mengkandangkan burung membuat perubahan perilaku seekor burung. Yang sangat mempengaruhi berdasarkan pakan buatan yang diberikan.
“Makanan tidak alamiah akan mengakibatkan perubahan perilaku kepada burung. Belum lagi burung tersebut menjadi pasif karena terus menerus berada di dalam sangkar,” ujar Agus,  alumni kedokteran hewan Universitas Syiah Kuala ini.

Video Camouflage
Birding Photo at Lamteh manggrove, Banda Aceh, Aceh
https://www.facebook.com/photo.php?v=1728131009842&set=vb.1435445382&type=3&theater

5 komentar:

  1. Mantap Banget Tulisan ya.
    Destinasi Lengkap Aceh cuma Ada di : http://acehplanet.com/

    BalasHapus
  2. Bagus artikel nya, jangan lupa mampir kemari ya : http://bandaacehvisit.blogspot.com/2014/04/banda-aceh-icon-para-cendekia-aceh.html

    BalasHapus
  3. Birding Photografy mank mantap gambarnya. jgn lupa mampir ya : http://charmingaceh.blogspot.com/2014/04/jangan-ke-banda-aceh.html

    BalasHapus
  4. Undangan Menjadi Peserta Lomba Review Website berhadiah 30 Juta.

    Selamat Siang, setelah kami memperhatikan kualitas tulisan di Blog ini.
    Kami akan senang sekali, jika Blog ini berkenan mengikuti Lomba review
    Websitedari babastudio.

    Untuk Lebih jelas dan detail mohon kunjungi http://www.babastudio.com/review2014


    Salam
    Baba Studio

    BalasHapus
  5. Halo Admin / Blogger :)

    Saya sangat suka dengan postingan foto-fotonya :)
    Perkenalkan, saya Dewi dari tim kumpulbagi. saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi foto-foto,video,menggunakan hosting online yang lain dengan tujuan promosi ? :)
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mmengupload foto-foto,video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    Terima kasih.

    Salam.

    BalasHapus